PART II
BATU
MENANGIS
Di suatu daerah di pedalaman
Kalimantan barat, tinggal lah seorang ibu dan anaknya. Mereka hidup miskin. Namun, walau miskin sang ibu tidak pernah mengeluh. Dia selalu bekerja keras ,terlebih ia memiliki anak manja yang selalu ingin dituruti segala keinginannya. Sang anak tidak pernah mau peduli apa yang menjadi kesusahan ibunya. Dia adalah anak paling egois yang
igin terlihat kaya. Padahal, harusnya ia bias menerima keadaannya apa adanya.
Suatu hari, sang ibu mengajak anaknya kepasar. Mereka keluar dari rumah mereka untuk melihat hal – hal baru. Sang anaktentusangat senang, ia bahkan memakai baju paling bagus yang ia miliki. Sedangkan ibunya memakai baju yang sudah jelek.Dalam perjalanan, sang anak yang
tampak seperti orang kaya karena kecantikannya dan baju yang dikenakannya bagus, membuat orang –
orang disekelilingnya terpanah.
Ada seseorang
yang bertanya kepada sang anak, “ siapa yang ada di belakangmu ? Apakah itu Ibumu ?” tanyanya. Karena gengsi, sang anak menjawab, “ bukan dia itu pembantuku “. Lalu, ada
orang yang bertanya lagi di tepi jalan lain, “ Wahai putri, apakah orang yang di belakang mu itu Ibumu ?” lagi – lag isi anak menjawab, “ Bukan dia pembantuku “ ucapnya tegas.
Sang Ibu merasa sangat sakit hati mendengar jawaban anaknya. Sehingga dalam hati ia berkata kepada tuhan untuk mengutuk anaknya yang durhaka itu. Dan Tuhan mengabulkan doa sang ibu, segera setelah sang ibu memanjatkannya. Dan Tuhan mengutuknya sebagai patung batu.
0 komentar:
Posting Komentar