Pages

Selasa, 03 Januari 2017

Pengertian, Ciri - Ciri, dan Jenis dari Puisi, Prosa, dan Drama



Pengertian, Ciri-Ciri Dan Jenis Puisi 

Pengertian Puisi
Puisi merupakan salah satu ragam karya sastra yang terikat dengan irama, ritma, rima, bait, larik dan ditandai dengan bahasa yang padat. Puisi juga merupakan seni tertulis yang mana menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya atau keindahanya. Puisi dibedakan menjadi dua yakni puisi lama & puisi baru.

Puisi lama ialah puisi yang terikat dengan aturan-aturan tertentu. Aturan-aturan tersebut antara lain : 
Jumlah kata dalam satu baris; jumlah baris dalam satu bait; rima (persajakan ); banyaknya suku kata dalam setiap baris; dan irama.

Puisi baru ialah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan sehingga lebih bebas bentuknya daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah suku kata, baris, ataupun sajaknya.

Ciri-Ciri Puisi Lama
Ada beberapa ciri puisi lama, antara lain sebagai berikut:
  • Berupa puisi rakyat yang tidak diketahui nama pengarangnya.
  • Terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris dalam setiap baitnya, sajak dan jumlah suku kata dalam setiap barisnya.
  • Disampaikan dari mulut ke mulut sehingga sering disebut juga dengan sastra lisan / kesusastraan lisan.
  • Menggunakan majas/gaya bahasa tetap (statis) & klise.
  • Berisikan tentang kerajaan, fantastis & istanasentris.
Jenis Puisi lama
Adapun jenis-jenis puisi lama antara lain:
  • Mantra yakni ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan ghaib.
  • Pantun merupakan puisi yang bersajak a-b-a-b, dimana pada tiap bait ada 4 baris, dalam tiap baris terdiri dari 8 -12 suku kata, dan 2 baris pertama sebagai sampiran dan 2 baris setelahnya sebagai isi.
  • Karmina yang merupakan pantun kilat seperti pantun tetapi lebih pendek
  • Gurindam ialah puisi dimana pada tiap bait terdiri dari 2 baris, bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasihat.
  • Seloka yakni pantun berkait yang ditulis menggunakan bentuk syair atau pantun, bisa empat batis atau lebih.
  • Syair yang merupakan puisi dengan ciri-cirinya yakni pada tiap bait ada 4 baris, bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasehat-nasehat atau cerita.
  • Talibun yaitu pantun genap dimana pada tiap bait terdiri dari 6/8/10 baris.
Ciri-Ciri Puisi Baru
Yang ini adalah ciri-ciri puisi baru, antara lain:
  • Diketahui nama pengarangnya
  • Perkembangannya secara lisan dan tertulis
  • Tidak terikat oleh aturan seperti jumlah baris, jumlah suku kata dan rima.
  • Menggunakan majas / gaya bahasa yang berubah-ubah (dinamis).
  • Pada umumnya berisikan tentang kehidupan
  • Biasanya lebih banyak menggunakan sajak pantun & syair
  • Bentuknya lebih rapi dan simetris
  • memiliki rima akhir yang lebih teratur
  • Pada tiap-tiap baris berupa kesatuan sintaksis

Jenis Puisi Baru
Berikut adalah jenis-jenis dari puisi baru:
  • Balada yakni puisi yang berisikan sebuah cerita atau kisah.
  • Himne yaitu puisi pujaan yang ditujukan untuk Tuhan, pahlawan dan tanah air.
  • Ode ialah puisi yang berbentuk sanjungan untuk orang-orang yang berjasa. Menggunakan nada atau irama yang sangat resmi, membahas tentang sesuatu yang mulia, dan memiliki sifat yang menyanjung.
  • Epigram merupakan puisi yang berisikan ajaran ataupun tuntunan.
  • Romansa ialah puisi yang isinya tentang luapan perasaan cinta dan kasih sayang.
  • Elegi yakni puisi tentang kesedihan.
  • Satire ialah puisi yang isinya berupa sindiran ataupun kritikan.
  • Distikon merupakan puisi dimana pada tiap baitnya terdiri dari 2 baris.
  • Terzina ialah puisi dimana tiap baitnya terdiri atas 3 baris.
  • Kuatrain yakni puisi empat seuntai dimana puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris .
  • Kuint ialah puisi lima seuntai yang mana pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris.
  • Sektet yaitu puisi enam seuntai yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.
  • Septime ialah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris atau  puisi tujuh seuntai.
  • Oktaf/Stanza merupakan puisi dimana tiap baitnya terdiri dari 8 baris.
  • Soneta ialah puisi yang terdiri dari 14 baris dan terbagi menjadi dua, yakni pada dua bait pertama masing-masing empat baris dan pada dua bait kedua masing-masing tiga baris.



Pengertian, Ciri - Ciri dan Jenis-Jenis Prosa

Prosa adalah suatu karya sastra yang berbentuk tulisan dan bersifat bebas, yang dimaksud dengan bersifat bebas adalah karya sastra ini tidak terikat oleh aturan-aturan penulisan karya sastra lainnya seperti rima, irama, diksi, dan lain-lain.

CIRI-CIRI PROSA
Ciri-ciri prosa secara umum sebagai berikut:
a. Bentuknya bebas
Prosa memiliki bentuk yang tidak terikat oleh bait, rima, baris. Bentuk prosa umumnya dalam bentuk rangkaian kalimat-kalimat yang membentuk paragraf-paragraf seperti dongeng, tambo, hikayat, dsb.

b. Bahasa
bahasa dalam prosa dipengaruhi oleh bahasa lain baik Melayu maupun bahasa barat.

c. Tema
Prosa memiliki tema sebagai dasar masalah yang akan dibahas baik istanasentris (dulu) maupun masyarakatsentris (sekarang).

d. Perkembangan
Perkembangan prosa dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat yang statis maupun dinamis.

e. Pengarang
Prosa memiliki pengarang baik yang diketahui ataupun yang tidak (anonim).

f. Cara penyajian
Prosa dapat disajikan baik dalam bentuk lisan maupun tertulis.

g. Pesan/amanat
Prosa memiliki pesan moral yang akan disampaikan kepada pembaca atau pendengar.

h. Urutan peristiwa atau kejadian
Prosa memiliki alur atau jalan cerita dalam menggambarkan suatu kejadian baik itu alur maju, mundur ataupun campuran.

i. Tokoh cerita
Dalam prosa menggunakan tokoh baik itu tumbuhan, hewan maupun manusia yang diceritakan di dalamnya.

j. Latar/setting
Dalam menceritakan suatu kejadian dalam prosa menggunakan latar baik itu latar waktu, latar tempat maupun suasana.


1. PROSA LAMA
Prosa lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bersifat statis
Prosa lama memiliki bentuk sama, pola-pola kalimatnya sama, banyak kalimat dan ungkapan yang sama, tema ceritanya sama sesuai dengan perkembangan masyarakat yang lambat. 

b. Diferensiasi sedikit
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena perhubungan beberapa unsur kuat sekali.

c. Bersifat tradisional
Prosa lama bersifat tradisional, kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang sama terdapat dalam cerita-cerita yang berlainan, bahkan di dalam satu cerita juga sering diulang.

d. Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat (anonim)
Prosa lama merupakan milik bersama yaitu menggambarkan tradisi masyarakat yang lebih menonjolkan kekolektifan daripada keindividualan. Sebagai akibat logisnya, sastra lama dianggap milik bersama (kolektif). Hasil sastra dalam kesusastraan lama tidak diketahui siapa pengarangnya. apabila dicantumkan suatu nama, itu hanya nama penyadur dan bukan nama pengarang yang sebenarnya. Sebab cerita lama itu hidup di tengah-tengah masyarakat yang diceritakan secara turun-temurun. 

e. Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun
Sejarah menurut pengertian lama adalah karangan tentang asal usul raja dan kaum bangsawan dan kejadian-kejadian yang penting, tanpa memperhatikan perurutan waktu dan kejadian-kejadiannya (tidak kronologis) sehingga alur cerita sulit dipahami. Nama-nama tempat terjadinya perisitiwa juga tidak jelas.

f. Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional
Bahasanya bersifat klise, bahasanya dipengaruhi oleh kesustraan Budha dan Hindu yang sulit untuk dipahami dan dipengaruhi bahasa melayu.
Banyak memakai kata penghubung yang menyatakan urutan peristiwa, misalnya: harta, syahdan, maka, arkian, sebermula, dan lalu.
Banyak memakai bentuk yang tetap sehingga terdapat banyak pengulangan kata, misalnya: Kata sahibul hikayat, ada sebuah negeri di tanah Andalas Palembang namanya, Demang Lebar Daun nama rajanya, asalnya daripada anak cucu Raja Sulan, Muara Tatang nama sungainya. (dari Sejarah Melayu)
Banyak memakai bentuk partikel pun dan lah
Banyak memakai kalimat inversi, misalnya: Syahdan maka bertemulah rakyat Siam dengan rakyat Keling, lalu berperang. Lalu diceritakanlah segala kelakuan tuan putri dengan nahkoda itu.

g. Istanasentris
Ceritanya mengenai raja-raja dengan istananya, pemerintahannya, orang bawahannya, dan lain-lain. Tidak pernah menceritakan orang pada umumnya, bila ada, yang diceritakan adalah orang yang luar biasa. Misalnya, orang yang sangat dungu atau yang sangat cerdik dan orang yang selalu malang.

h. Bersifat lisan dan tertulis
Sastra lama bersifat lisan, disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan, dari mulut ke mulut (leluri) meskipun ada yang disampaiakn dalam bentuk tulisan.

i. Sifatnya fantasis tau khayal
Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca dibawa ke dalam khayal dan fantasi.

j. Tokoh yang digunakan adalah manusia, hewan dan tumbuhan

k. Amanat/isi/pesan
Mite, legenda, pendidikan, pelipur lara dan kepahlawanan

2. PROSA BARU
Prosa baru memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bersifat dinamis
Prosa baru bersifat dinamis yang senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat yang cepat. Unsur-unsur yang membentuk prosa mengalami perkembangan dari masa ke masa.

b. Masyarakatnya sentris
Pokok cerita yang terdapat dalam prosa baru mengambil bahan atau kejadian dari kehidupan masyarakat sehari-hari yaitu hal yang biasa terjadi di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

c. Bersifat Rasional
Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama yang berjejak di dunia yang nyata berdasarkan kebenaran dan kenyataan.

d. Bahasa tidak bersifat klise dan dipengaruhi oleh kesusastraan Barat.

e. Diketahui siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas.
Pembuat prosa baru dinyatakan secara jelas dalam sehingga prosa bukan milik bersama masyarakat namun milik perorangan.

f. Tertulis.
Prosa baru bersifat tertulis yang disampaikan dalam bentuk tulisan.

g. Bersifat modern/ tidak tradisional.
Unsur-unsur dalam prosa mengenai hal-hal yang terjadi pada masa sekarang (modern).

h. Memperhatikan urutan peristiwa
Dalam menggambarkan suatu keadaan disesuaikan dengan urutan kejadian sehingga alur yang digunakan dapat mudah dipahami. 

i. Tokoh yang digunakan umumnya manusia.
 

Jenis-Jenis Prosa

Berdasarkan jenisnya, prosa dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu prosa lama dan prosa baru. Di bawah ini adalah macam-macam bentuk dan contoh prosa lama dan prosa baru:

1. Prosa lama

Prosa lama adalah sebuah karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Pada awalnya prosa lama berbentuk lisan karena belum ditemukannya alat tulis menulis. Namun, kini prosa lama juga dapat ditemukan dalam bentuk tulisan. Adapun bentuk-bentuk prosa lama, diantaranya adalah:

1. Hikayat

Hikayat merupakan cerita yang berisi tentang kehidupan para dewi, dewa, pangeran, raja, dan lain-lain. Cerita-cerita yang ada di dalam hikayat bersifat fiksi dan tidak masuk akal. Contohnya adalah Hikayat Hang Jebat, Hikayat Nabi Sulaiman, Hikayat Raja Bijak, dan lain-lain.

2. Sejarah (Tambo)

Sejarah adalah salah satu bentuk prosa lama yang bercerita tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Sejarah sastra lama berbeda dengan sejarah yang ditulis pada masa kini. Kebanyakana sastra lama sejarah disampaikan dengan menambahkan penyedap atau bumbu-bumbu cerita sehingga terdengar lebih menarik. Sedangkan sejarah yang ditulis pada masa kini sama persis dengan kejadian sebenarnya dan dapat dibuktikan dengan fakta. Contoh bentuk prosa lama sejarah adalah Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada tahun 1612.

3. Kisah

Kisah adalah prosa lama yang berbentuk cerita-cerita pendek. Biasanya kisah bercerita tantang sebuah perjalanan, pengalaman atau petualangan orang-orang dahulu. Salah satu ontoh prosa lama kisah adalah Kisah Raja Abdullah menuju Kota Mekkah.

4. Dongeng

Salah satu bentuk prosa lama yang sangat popular adalah dongeng. Bentuk prosa lama ini bercerita tentang khayalan-khayalan masyrakat pada zaman dahulu. Ragam dan bentuk dongeng pun berbeda-beda sesuai dengan isinya. Bentuk-bentuk dongeng antara lain:

a. Myth (Mitos)

Mite atau Myth adalah dongeng yang bercerita tentang kepercayan terhadap alam-alam ghaib atau benda-benda magis. Contoh: Ratu Pantai Selatan, Dongeng tentang Batu Menangis, Dongeng asal-usul kuntilanak, dan lain-lain.

b. Legenda

Bentuk dongen ini bercerita tentang riwayat atau asal-usul terjadinya sesuatu. Contohnya adalah Legenda Tangkuban Perahu, Legenda Pulau Jawa, dan lain-lain.

c. Fabel

Fabel bercerita tentang kisah-kisah yang menokohkan binatang. Cerita fable ini biasa digunakan oleh orang-orang tua sebagai media untuk mendidik anak-anak mereka. Contoh: Si Kancil dan Buaya, Si Kancil yang Cerdik, dan lain-lain.

d. Sage

Bentuk dongeng ini menceritakan tentang kisah-kisah kepahlawanan, keberanian, maupun kisah kesaktian seseorang. Contohnya adalah Ciung Winara, Patih Gadjah Mada, Calon Arang, dan lain-lain.

e. Jenaka atau Pandir

Dongeng jenaka atau pandir menceritakan tentang orang-orang bodoh yang bernasib sial. Dongeng ini biasanya bersifat humor dan menghibur pendengarnya dengan kelucuan-kelucuan yang ada di dalam cerita. Contoh: Dongeng Abunawas, Dongeng Si Pandir, dan lain-lain.

2.Prosa Baru

Prosa baru adalah bentuk prosa yang muncul setelah mendapat pengaruh dari budaya-budaya asing atau barat. Bentuk prosa ini muncul setelah prosa lama dianggap telah kuno. Bentuk-bentuk prosa baru antara lain:

1.Roman

Roman adalah prosa baru yang menceritakan tentang kehidupan seseorang, dimulai dari lahir hingga kematiannya. Prosa ini menyajikan suatu aspek kehidupan masyarakat secara utuh dan menyeluruh dan memiliki banyak alur yang bercabang-cabang. Salah satu contoh roman adalah Layar Terkembang karya Sultan Takdir Ali Syahbana.

2.Novel

Bentuk prosa baru ini menceritakan sebuah cerita atau kisah yang panjang. Novel menceritakan sebagian kehidupan seseorang sebagai tokoh utama yang mengandung beberapa konflik. Konfilk-konflik tersebutlah yang merubah kehidupan pelaku utamanya. Contohnya adalah Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Ave Maria, dan lain-lain.

3.Cerpen

Cerpen adalah salah satu bentuk prosa baru yang cukup popular. Prosa baru ini menceritakan sebuah pengalaman atau sebgaian kecil kisah pelaku utamanya. Yang membedakan cerpen dengan novel adalah konflik pada cerpen hanya satu dan tidak meyebabkan perubahan sikap pada tokoh utama, sedangkan pada novel banyak ditemukan konflik. Contoh cerpen antara lain Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, Keluarga Gerilya karya Pramoedya Ananta, danlain-lain.

4.Riwayat

Riwayat menceritakan sebuah kisah yang berisi tentang pengalaman-pengalam hidup seseorang yang diangkat dari kisah nyata orang tersebut dari lahir hingga meninggal. Biasanya yang dieritakan adalah tokoh-tokoh terkenal dan menginspirasi orang banyak. Ada beberapa jenis riwayat yaitu biografi dan otobiografi. Biografi merupakan kisah tokoh yang ditulis oleh orang lain. Sedangkan otobiografi kisah yang ditulis oleh orang yang bersangkutan.

5.Kritik

Kritik berbentuk sebuah uraian-uraian pertimbangan seseorang terhadap suatu hasil kerja atau karya orang lain. Kritik berisi alasan-alasan tertentu dan bersifat objektif atau menghakimi.

6.Resensi

Resensi adalah prosa baru yang isinya membicarakan atau mengulas suatu karya baik yang berbentuk buku, film, lagu maupun jenis karya seni lainnya. Resensi bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu karya baik dari segi tema, tokoh, alur dan unsur-unsur lainnya agar menjadi pertimbangan bagi pembaca untuk menikmati atau tidak karya tersebut.

7.Esai

Bentuk prosa baru yang terakhir adalah Esai. Prosa ini berisi tulisan-tulisan yang mengandung pendapat-pendapat pribadi penulisnya terhadap sesuatu yang sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di masyarakat.


Pengertian, Jenis, dan Unsur-Unsur Drama

Pengertian Drama
Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah naskah.

Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta drama dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan atau dipertunjukkan di depan khalayak umum. Sedangkan pengertian drama dalam arti sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung.

Drama merupakan karangan yang menggambarkan suatu kehidupan serta watak manusia dalam berperilaku yang dipentaskan dalam beberapa babak.
Sejarah Drama
Drama sudah menjadi tontonan sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita sudah pernah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Terdapat sebuah bukti tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan yang mengungkapkan bahwa drama sudah ada pada abad kelima SM. Hal ini didasarkan pada temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya yaitu Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi ceritanya berupa persembahan kepada dewa-dewa.

Di Indonesia, sejarah lahirnya drama ini juga tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di Yunani. Drama di Indonesia juga diawali dengan upacara keagamaan yang diselenggarakan pada zaman dahulu oleh para pemuka agama.
Jenis-Jenis Drama

Ada beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang digunakannya. Dalam bentuk pembagian jenis drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu : berdasarkan penyajian kisah drama, berdasarkan sarana, serta berdasarkan keberadaan naskah drama tersebut. Berdasarkan penyajian kisah, drama dapat dibedakan menjadi 8 jenis, antara lain:
  1. Tragedi: drama yang bercerita tentang kesedihan.
  2. Komedi: drama yang bercerita tentang komedi yang penuh dengan kelucuan.
  3. Tragekomedi: perpaduan antara kisah drama tragedi dan komedi.
  4. Opera: drama yang dialognya dengan cara dinyanyikan dan diiringi musik.
  5. Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dan dengan diiringi musik.
  6. Farce: drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya drama tersebut dagelan.
  7. Tablo: jenis drama yang lebih mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan suatu dialog, namun dengan melakukan berbagai gerakan.
  8. Sendratari: gabungan antara seni drama serta seni tari.

Berdasarkan dari sarana pementasannya, pembagian jenis drama antara lain:
  1. Drama Panggung: drama yang sepenuhnya dimainkan dipanggung.
  2. Drama Radio: drama radio tidak seperti biasanya. Drama ini tidak dapat dilihat, tepai hanya dapat didengerkan oleh penikmatnya saja dengan melalui radio.
  3. Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, namun drama televisi tidak dapat diraba.
  4. Drama Film: drama film menggunakan media layar lebar serta biasanya dipertunjukkan di bioskop.
  5. Drama Wayang: drama yang diiringi dengan pagelaran wayang.
  6. Drama Boneka: para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor manusia sungguhan, tetapi digambarkan dengan boneka yang dimainkan beberapa orang.

Jenis drama berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan ada tidaknya naskah drama antara lain :
  1. Drama Tradisional: yaitu drama yang tidak menggunakan naskah.
  2. Drama Modern: yaitu drama yang menggunakan naskah.

Unsur-Unsur Drama                                    

Berikut unsur-unsur drama :
  1. Tema merupakan ide pokok atau sebuah gagasan utama dalam cerita drama.
  2. Alur yaitu jalan cerita dari pertunjukkan drama dimulai pada babak pertama sampai babak terakhir.
  3. Tokoh drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama disebut juga dengan primadona sedangkan peran pembantu disebut dengan figuran.
  4. Watak merupakan perilaku yang diperankan oleh si tokoh drama tersebut. Watak protagonis adalah salah satu jenis watak dan protagonis adalah berwatak baik. Sedangkan watak antagonis merupakan watak yang jahat.
  5. Latar adalah gambaran tempat, waktu, serta situasi yang terjadi dalam kisah drama yang berlangsung.
  6. Amanat drama merupakan pesan yang disampaikan dari pengarang cerita drama tersebut kepada penonton. Amanat drama dapat disampaikan dengan melalui peran para tokoh drama tersebut.

Ciri-Ciri Teks Drama

  1. Seluruh cerita drama berbentuk dialog, baik tokoh dan juga narator. Inilah ciri utama dalam naskah dialog, semua ucapan ditulis dalam bentuk teks.
  2. Dialog dalam drama tidak menggunakan tanda petik ("..."). Hal ini karena dialog drama bukan sebuah kalimat langsung. Oleh karena itu, naskah drama sendiri tidak menggunakan tanda petik.
  3. Naskah drama sendiri dilengkapi dengan sebuah petunjuk tertentu yang harus dilakukan pada tokoh yang pemeran bersangkutan. Petunjuk tersebut ditulis dalam tanda kurung atau dapa juga dengan menggunakan jenis huruf yang berbeda dengan huruf pada dialog.
  4. Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.







2 komentar:

SUSANTI mengatakan...

makasih informasinya ok

RAHAYU DIA JAYANTI mengatakan...

Terima kasih Infonya bermanfaat. Sukses selalu

Posting Komentar